Selasa, 21 Oktober 2014

Sastra Indonesia Pascakolonial, Timah, Lada dan Mangan (4 Habis)

(Dari Temu Sastrawan Indonesia II, Pangkal Pinang, 30 Juli – 2 Agustus 2009)
Mezra E.Pellondou *
Pos Kupang 13 Sep 2009

Sasando ke Seratus Tanpa Lada dan Timah

BEBERAPA sastrawan dipilih panitia untuk mengisi malam apresiasi, yakni Joni Ariadinata, Mezra E. Pellondou, Tan Lioe Ie, Ragil, Nur Wahida Idris, Irmansyah,Willy Siswanto dan lain- lain.

Dan pada hari ketiga, 1 Agustus 2009 malam apresiasi dimulai dari pukul 20.00 WIB setelah Tan Lioe Ie membawakan musikalisasi puisinya yang teaterikal, tiba giliran Joni Ariadinata membacakan cerpennya dengan gaya khasnya yang memukau.


Setelah itu namaku dipanggil untuk membacakan cerpenku berjudul Sasando ke Seratus. Sambil memainkan Sasando yang sengaja aku bawa dari Kupang, aku membacakan cerpenku dengan memilih lebih banyak memainkan nada-nada chaos.

Namun demikian aku membuka ceritaku dengan instrumen Bolelebo dan menutup ceritaku dengan Maifali e.

Berbeda dengan Tan Lio Ie yang terlihat jelas warna musik Blues-nya dan sedikit pengaruh country. Bagiku, aku tidak harus menjadi pemusik untuk membacakan sebuah cerpen namun aku harus bisa memberi suasana cerpenku lebih dekat ke pendengar dengan cara memainkan Sasando.

Memang malam apresiasi sangat meriah, bahkan kemeriahan itu juga ditulis para wartawan Bangka. Fotoku bermain Sasando menjadi foto headline Bangka Pos Minggu. Namun bagiku terasa ada yang hilang dan hambar ketika tak satu pun karya sastrawan pada malam apresiasi itu bersentuhan dengan Timah dan Lada.

Tiba-tiba aku menunduk dan menggugat tanggung jawab sosialku sebagai seorang sastrawan yang sedang melakukan Temu Sastrawan di Tanah Timah dan Lada ini.

Untuk itulah seusai TSI II kami melakukan tamasya budaya dan beberapa orang di antara kami melakukan diskusi lepas untuk menemukan kegairahan baru bahwa di dunia mana pun kami berada, di tanah mana pun kami berpijak, karya Sastra yang kami lahirkan harus bisa menjawab tanggung jawab sosial kami sebagai seorang pengarang. Semoga Tuhan menjawab doa kami semua.

Dua Agustus 2009, TSI II pun ditutup oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangka Belitung, Yan Megawandi SH, M.Si, sama meriahnya dengan saat dibuka. Kelompok Kesenian Bedalong persembahan dari Suku Sekak yang diduga sebagai suku pertama yang mendiami Pulau Bangka ini merupakan kesenian orang laut yang menunjukkan kegembiraan dan sukacita.

Lagu dan tarian penuh gerakan khas Melayu persembahan mereka malam itu, tidak mampu menahan para sastrawan untuk turun bergoyang. Suku Sekak ini banyak yang belum beragama dan hidup mereka sangat terasing namun asimilasi kemudian “memaksa” mereka menjadi masyarakat biasa yang harus menerima modernisasi dengan segala akibatnya.

Kesepakatan dalam TSI II ini, selain menumbuhkan dan terus menghidupkan sastra-sastra berwarna lokal dan kedaerahan serta memberi semangat pada sastrawan daerah untuk terus maju dan jangan pernah berhenti, juga melahirkan kesepakatan bersama sastrawan Indonesia bahwa Propinsi Kepulauan Riau, kota Tanjung Pinang akan menjadi tuan rumah pada TSI ke III nanti.

Kita telah berpisah, para sastrawan kembali mengayunkan pena mereka di daerah mereka masing-masing, namun banyak kenangan dan pelajaran berharga bagi kami semua semoga pena kami harus lebih tajam dalam menuliskan tentang daerah kami masing masing. Karena seperti apa yang dikatakan Seno Gumira Adjidarma, jika pers dibungkam sastrawan tetap bisa berbicara.

Dalam perjalanan menuju Bandara Depati Amir aku tiba-tiba kembali merindukan Timah dan Lada sama kuatnya dengan aku merindukan untuk cepat tiba di Kupang-NTT. Dalam taxi yang membawaku aku tiba-tiba berpikir situasi Bangka berkaitan dengan Timah dan Lada bukan mustahil bisa terjadi di Kota Kupang dan NTT umumnya. Indikasi awal sedang berlangsung.

Media cetak telah mempublikasikan bagaimana masyarakat petani di pinggiran Kota Kupang dan Kabupaten TTS serta TTU sedang ramai-ramainya menambang dan memungut Mangan untuk dijual kepada “investor”.

Di Kota Kupang sendiri, Walikota Kupang Drs. Daniel Adoe sudah melarang masyarakat menambang mangan sampai diterbitkannya peraturan pemerintah. Tindakan Pak walikota Kupang ini menurutku cukup peka dan menjadi langkah awal yang bagus untuk masyarakat dan lingkungan hidup.

Di Kabupaten TTS, masyarakat petani “meninggalkan” lahan jagungnya untuk berburu mangan. Di Kabupaten TTU, ratusan petani menjual mangan pada pemodal lokal yang akhirnya ditahan oleh kepolisian setempat.

Semua itu menjadi indikasi bahwa tidak mustahil suatu ketika lahan pertanian di NTT akan terbengkalai, bahkan lingkungan hidup akan terancam karena petani kita lebih memilih mangan dan membiarkan rumah dan lingkungannya rusak dibandingkan mereka harus menjadi petani jagung atau padi, jika pemerintah tidak siap dengan peraturan yang membumi di mana rakyat juga berhak menggali dan menambang mangan namun juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merevitalisasi lingkungannya, para petani pun terus menjadi petani dan tidak harus meninggalkan lahan pertaniannya.

Bunyi ponselku mengagetkanku bahwa aku telah tiba di bandara dan segera boarding. Eh, ternyata sebuah puisi dari Ichsan Mokoginta sastrawan yang juga wartawan Bangka yang dikirimkannya pada ponselku.

…mezra, mungkin ketika ini engkau telah melaju di jalan pulang

Kabarkan pada pepohonan tentang rindu yang meriap, agar angin akan selalu mengaliri kenangan malam
Dan ketika ini engkau telah melaju di pertengahan jalan pulang

Jangan dibawa hitam legam tanah negeri kami menyebrang
Lautan

Atau airnya yang cokelat,muntahkan ketika engkau
Mungkin telah hampir tiba

Kabarkan pada pepohonan tentang rindu yang tak henti dan terus meriap

Agar angin selalu dan terus mengaliri kenangan malam
Aku tersenyum. Selamat tinggal Bangka negeri Timah dan Lada (habis).

*) Mezra E. Pellondou: guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri 1 Kupang. Mahasiswa pascasarjana Linguistik Undana. Tinggal di Kupang.
Dijumput dari: http://jurnalis-ntt.blogspot.com/2009/09/sastra-indonesia-pascakolonial-timah_28.html

1 komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati